Selasa, 05 November 2013

PEMIKIRAN KRITIS MAHASISWA DAN BERAKSI NYATA DALAM MEMBANGUN NEGERI



PEMIKIRAN KRITIS MAHASISWA
 DAN BERAKSI NYATA
DALAM MEMBANGUN NEGERI

            “MAHASISWA berpikir kritis”, itulah yang selama ini selalu digembar-gemborkan dan ditanamkan pada diri setiap mahasiswa. Berpikir kritis menjadi paham yang dipandang perlu bahkan wajib untuk dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai kaum yang ‘dianggap’ intelek, dimana masyarakat menaruh ekspektasi yang besar kepada para mahasiswa untuk melakukan perubahan yang lebih baik bagi negeri kita tercinta, Indonesia. Berpikir kritis menuntut pemahaman sebab akibat dan berkaitan erat dengan logika serta analisis risiko. Apabila ada mahasiswa yang berpikir berpacaran itu lebih penting daripada berkuliah, dia belum dapat dikatakan berpikir kritis. Berpikir kritis yang dibarengi dengan pemahaman yang analitis akan membentuk mahasiswa yang inovatif, kreatif, serta memunculkan ide-ide baru dalam setiap pemecahan masalah, baik bagi diri mahasiswa sendiri ataupun bangsa Indonesia.
            Dari sisi internal, saya yakin bahwa sebagian besar kampus di Indonesia mempunyai wadah untuk mengembangkan kegiatan berpikir kritis. Banyak organisasi kemahasiswaan yang dapat digunakan mahasiswa untuk mengembangkan soft skill-nya, termasuk berpikir kritis. Dari sisi eksternal, banyak pula kegiatan di luar kampus yang mewadahi kegiatan berpikir kritis seperti organisasi kepemudaan, forum diskusi, atau perlombaan. Namun, kegiatan-kegiatan tersebut harus disertai pembinaan yang baik sehingga timbal balik kepada mahasiswa adalah hal-hal yang bermanfaat. Beberapa insiden organisasi mahasiswa yang melakukan tindakan anarkistis menunjukkan mereka tidak mendapatkan pembinaan yang baik. Akibatnya adalah terjerumusnya cara berpikir mahasiswa yang sok kritis dan sok idealis, namun tidak bermanfaat sama sekali. Malah, menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar. Hal yang demikian tentunya sangat disayangkan.
            Apakah mahasiswa cukup berpikir dengan baik dan benar saja? Tidak cukup. Dengan pemikiran yang kritis, mahasiswa dituntut memberikan aksi nyata yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan kehidupan berbangsa. Aksi nyata adalah aksi yang mempunyai visi dan misi yang jelas, dan muncul sebagai akibat hasil pemikiran yang kritis. Contohnya adalah sebagai berikut. Seorang mahasiswa mempunyai pemikiran bahwa kemiskinan dapat diberantas dengan meningkatkan kegiatan bisnis yang berorientasi sosial. Pemikiran tersebut memang inovatif dan memberikan solusi bagi kemiskinan di Indonesia. Namun, apabila mahasiswa tersebut hanya memendam pemikiran itu dalam otaknya, apa yang telah dilakukannya sama saja tidak berarti apa-apa. Aksi nyata yang dapat dilakukan mahasiswa tersebut sangat beragam. Hal yang mudah adalah dengan menyosialisasikan pemikirannya, baik melalui tulisan di media massa, proposal, maupun membentuk forum diskusi. Hal yang lebih baik lagi adalah jika mahasiswa tersebut mampu mendirikan bisnis yang berorientasi sosial seperti yang telah dikemukakannya, di samping menyosialisasikan pemikirannya. Inilah contoh aksi nyata yang jelas membawa perubahan untuk negri kita tercinta, Indonesia.
            Di Indonesia banyak pemuda, termasuk mahasiswa, yang berani melakukan perubahan dan gebrakan baru serta berunjuk gigi dalam kompetisi skala global. Hal ini tentu merupakan prestasi bagi generasi muda Indonesia yang patut dibanggakan. Optimisme keberhasilan mahasiswa dalam membawa Indonesia ke taraf hidup yang lebih baik adalah cita-cita luhur yang harus senantiasa diperjuangkan. Bentuk perjuangan tersebut antara lain adalah dengan berpikir kritis dan melakukan aksi nyata. Melalui tulisan ini saya mengajak diri saya sendiri sebagai mahasiswa untuk terus berusaha menjadi lebih baik, salah satunya dengan berpikir kritis dan melakukan aksi nyata dalam membangun negeri.

0 komentar:

Posting Komentar